Pemilik rumah adalah keluarga kecil,
terdiri dari suami (dosen), istri (ibu rumah tangga), dan dua orang
anak. Pada awalnya pemilik menginginkan rumah yang tidak terlalu mewah
namun mampu mencitrakan sebuah gaya hidup. Ibu Ira (istri pemilik)
merupakan seorang ibu rumah tangga yang menginginkan rumahnya nanti
tampil beda dengan rumah-rumah di sekitarnya, karena rumahnya terletak
di perumahan. Ibu Ira juga menginginkan rumah yang sehat, artinya bagus
dari segi pencahayaan dan sirkulasi udara.
Dari keinginan klien itulah kita mencoba
menawarkan tipikal sebuah rumah urban bergaya kontemporer. Tampilannya
yang provokatif merupakan spirit dari gaya hidup pemilik yang dinamis
dan suka dengan hal-hal yang baru. Berada di kawasan perumahan yang ada
di Surabaya Timur, rumah ini mampu tampil menarik di tengah-tengah
lingkungan perumahan yang bergaya mediteranian. Pemilik memang
menginginkan rumahnya bisa tampil ke’kini’an karena mereka sudah bosan
dengan desain rumah yang bergaya mediteranian.
Rumah ini menghadap kearah timur, dimana
angin di Surabaya berhembus dari arah timur ke barat, hal ini coba kita
masukan sebagai potensi dalam merancang rumah ini. Bentukan tiga dimensi
di bagian fasad depan berfungsi sebagai ‘wind catcher’, sehingga rumah
ini walaupun tanpa AC akan tetap dingin. Hal ini karena wind catcher
tersebut mampu bekerja secara optimal.
Penataan ruang kita desain dengan
mengoptimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara. Sehingga rumah ini bisa
nyaman untuk di tinggali penghuninya. Pembagian zona ruang yang terbagi
menjadi zona publik, privat, serta service juga memberi kenyaman
tersendiri.
Area ruang makan yang di pisah oleh
penyekat merupak trik untuk mejaga areal privat agar tidak terlihat
langsung dari ruang tamu. Taman belakang berfungsi untuk pencahayaan dan
sirkulasi udara di bagian belakang, sehingga tidak ada ruang yang gelap
dan lembab. Sedangkan taman kering yang ada di bawah tangga kita
maksudkan untuk memperluas area ruang makan secara perseptual.
Kita mengurangi pemakaian batu alam untuk
finishing eksterior tujuannya adalah supaya costnya tidak terlalu
mahal, pemakaian cat dengan jenis weathershield di harapkan mampu
menekan biaya finishing sekaligus maintenance dari rumah ini. Batu alam
hanya kita pakai untuk pagar dan area taman belakang.
Untuk pagar kita memakai batu andesit,
sedangkan untuk taman belakang kita mamakai batu paras jogja. Finishing
batu paras jogja di area taman belakang mempunyai fungsi yang cukup
signifikan, yaitu sebagai view utama ruang makan.
Nama Proyek: Ira Residence
Lokasi Proyek: Sukolilo Park Regency Blok F/7, Surabaya
Luas Tanah/Banguan: 136/180 m2, Tahun: 2010, Arsitek: Andy Rahman. A, ST. IAI
Lokasi Proyek: Sukolilo Park Regency Blok F/7, Surabaya
Luas Tanah/Banguan: 136/180 m2, Tahun: 2010, Arsitek: Andy Rahman. A, ST. IAI
Rumah Ideal Di Lahan Terbatas
Posted by andyrahman in architect, arsitek profesional, arsitektur, bangunan, desain rumah minimalis, eksterior desain, interior desain, residential, Rumah, Rumah Islami, rumah minimalis on December 22, 2010
Pemilik rumah ini adalah keluarga besar.
Jumlah penghuninya mecapai 10 orang, terdiri dari suami, istri, 5 orang
anak dan 3 orang pembantu. Alhasil, kebutuhan kamarnya pun banyak. Di
atas lahan yang hanya 9X17 m2 seluruh kebutuhan ruang tersebut harus di
akomodsai, tanpa mengorbankan kenyamanan, srikulasi udara dan
pencahayaan. Pemilik menginginkan fasad rumahnya tampil tidak terlalu
mewah tapi tetap menarik, salah satu obsesi mereka adalah memiliki rumah
yang menarik, terlihat sederhana dan tidak glamour.
Di situlah letak tantangan dalam
merancang rumah ini. Penataan ruang di fokuskan pada kenyamanan
masing-masing kamar, setelah itu ke bagian area ruang makan dan
seterusnya. Ruang tamu di beri partisi pemisah supaya aktifitas di area
privat (ruang makan) tidak terlihat oleh tamu. Sedangkan ruang santai
dan mushola tetap mendapat porsi yang proprsional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar