. Membangun rumah dengan konsep rumah tumbuh akan membuat kita lebih bijak serta tidak bekerja dua kali dalam merealisasikan mimpi kita untuk memiliki rumah yang ideal. Itulah salah satu alasan klien kami menginginkan rumahnya di desain dengan konsep rumah tumbuh.
Selain pemikiran jangka panjang akan
keinginan memiliki sebuah rumah idaman, mereka juga berpikir bagaimana
caranya untuk tidak terlalu memaksakan diri untuk memiliki rumah idaman
tersebut. Caranya ialah dengan membangun rumah secara bertahap, sesuai
dengan kemampuan keuangan serta kebutuhan ruang yang ada sekarang.
Kemudian nantinya akan bertambah ruang – ruangnya sesuai dengan
kebutuhan tanpa harus membongkar lagi, sedangkan rumah tetap sehat dan
secara struktural tetap kuat.
Desain fasad rumah ini sengaja di rancang
seolah-olah selesai, sehingga tampilannya tetap menarik. Sedangkan
untuk atapnya sendiri merupakan dak yang nantinya akan menjadi dak
lantai 2, jadi tidak perlu memakai atap genteng. kalau di perhatikan
sekilas, rumah ini adalah rumah 1 lantai dengan atap dak. Pemilihan
warna dan bentuk merupakan murni rekomendasi dari tim arsitek, setelah
melakukan survey ke lokasi. Bentuk dan warna yang dipilih sengaja untuk
menjadikan rumah ini tampil lebih modern, bersih dan ‘eye catching’.
Sedangkan aksen warna hijau toska membuat rumah ini terlihat lebih
segar.
Berada di lahan yang cukup terbatas,
hanya memiliki luas lahan 8×12 m2. Rumah yang beralamatkan di perumahan
Griya Karya Sedati Permai Blok I/5 Sidoarjo ini awalnya adalah rumah
tipe 36. Klien lalu ingin merenovasi rumahnya dengan mengusung konsep
‘Rumah Tumbuh’. Klien adalah pasangan suami istri dengan 3 orang anak
yang masih kecil. Sehingga secara kebutuhan ruang hanya memerlukan 2
kamar tidur saja, karena 2 orang anaknya yg pertama adalah laki-laki
sehingga bisa tidur 1 kamar, sedangkan putrinya yg paling kecil baru
berusia 4 tahun, sehingga sementara masih bisa tidur sekamar dengan
orang tua mereka. Rencana jangka panjang mereka adalah, kalau anak-anak
sudah menginjak usia remaja, maka membutuhkan ruang sendiri – sendiri,
sehingga pada saat itu kamar yang di butuhkan keluarga ini adalah 4
kamar tidur.
Pada penataan denah, ruang-ruang
dirancang secara proporsional dengan luasan yang di sesuaikan kebutuhan
dan lahan yang tersedia. Ruang-ruang tersebut sebisa mungkin
menghilangkan dinding penyekat khususnya di daerah ruang tamu, ruang
keluarga / ruang makan dan dapur. Ruang tamu dan ruang keluarga / ruang
makan hanya di beri perceptual space sehingga ruang-ruang jadi terasa
lebih luas.
Akses kedalam rumah dibuat tidak hanya 1
melainkan 3, hal ini untuk memudahkan penghuni rumah untuk masuk ke
dalam rumah bila ada tamu yang berkunjung. Dapur berada di area depan,
untuk mempermudah akses ketika habis belanja, tanpa perlu melewati ruang
tamu dan ruang keluarga/ruang makan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar